Rss Feed

Pages

TUGAS KODIKOLOGI (Deskripsi Naskah)

A. Umum

1. Tempat penyimpanan naskah : naskah tersimpan di bagian pernaskahan perpustakaan

nasional RI di jalan Salemba Raya No. 28 A, Jakarta

2. Judul naskah : Negeri Johor (NJ)

3. Nomor naskah : kode ML.692 (dari W. 193) dalam kelompok naskah

sejarah

4. Jumlah teks : (tidak ada)

5. Jenis naskah : naskah berbentuk prosa

6. Bahasa naskah : melayu klasik dan terdapat kata serapan dari bahasa arab

dan bahasa Jawa

7. Tanggal penulisan : (tidak ada)

8. Tempat penulisan : (tidak ada)

9. Penulis / penyalin : (tidak ada)

10. Pemilik naskah : Von de Wall

11. Katalog lain : Katalogus Sutaarga

B. Bagian Buku

1. Bahan alas : kertas berwarna putih namun sekarang berubah warna

menjadi kecoklatan

2. Cap kertas : (tidak ada)

3. Warna tinta : hitam dan merah, hitam untuk semua teks sedangkan

merah untuk menulis angka pada halaman ketiga

4. Kondisi naskah : keadaan fisik naskah cukup baik, hanya kertasnya agak

lapuk dan sebagian sudah terlepas dari jilidannya

sedangkan lembaran-lembaran halaman naskah masih

utuh

5. Jumlah halaman naskah : 68 halaman dan tidak ada yang kosong

6. Jumlah baris perhalaman : 19 baris kecuali halaman 68 hanya terdapat 5 baris

7. Jarak antarhuruf : agak longgar, pada halaman tertentu terdapat tulisan yang

rapat diduga untuk menyesuaikan ruang

8. Jumlah halaman yang ditulis : 68 halaman

9. Jumlah lebar pelindung : (tidak ada)

10. Jumlah susunan koras : (tidak ada)

11. Ukuran halaman : p x l = 33 x 21 cm

12. Ukuran pias : (tidak ada)

13. Cara penggoresan tinta : (tidak ada)

14. Kolom : (tidak ada)

15. Penomoran halaman : menggunakan nomor / angka halaman yang ditulis

menggunakan huruf latin

C. Tulisan

1. Aksara : arab melayu

2. Jenis huruf : (tidak ada)

3. Jumlah penulis : (tidak ada)

4. Tanda koreksi : tanda garis bawah

5. Pungtuasi : tanda baca yang digunakan sifatnya tidak standar, yaitu

dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipakai

sebagai pembatas antarkalimat dan antaralinea

6. Rubrikasi : p x l = 27 x 15 cm

7. Hiasan huruf : (tidak ada)

8. Iluminasi : (tidak ada)

9. Ilustrasi : (tidak ada)

D. Penjilidan

1. Bahasa sampul : arab melayu

2. Ukuran sampul : p x l = 33 x 21 cm

3. Rusuk : (tidak ada)

4. Pengikat : (tidak ada)

5. Perbaikan : (tidak ada)

6. Bahan sampul : kertas tebal lapis marmer polos warna coklat

7. Motif sampul : polos

E. Sejarah

1. Kutip kolofon : (tidak ada)

2. Catat kepemilikan : Van de Wall

3. Kutip catatan lain : (tidak ada)

4. Cara memperoleh naskah : (tidak ada)

F. Isi

1. Ringkasan cerita

Negeri Johor

Naskah Negeri Johor (NJ) menceritaka mengenai sejarah negeri Johor di sekitar tahun 1063. NJ dimulai dengan suatu peristiwa sejarah yakni Johor dikalahkan oleh Jambi. Penyebab peperangan dapat diketahui bahwa pada masa itu bendahara Johor berselisih paham dengan laksamana paduka raja. Laksamana ingin menambah pengaruhnya dan mempersembahkan putrinya kepada baginda, kemudian baginda memutuskan pertunangannya dengan putri Jambi. Raja Jambi merasa dihina dan menyerang Johor. Peperangan tersebut mengakibatkan kekalahan di pihak Johor. Beberapa lama kemudian istana Johor terbakar. Maka pusat pemerintahan Johor diceritakan secara sekilas. Dapat dikatakan cerita mengenai kerajaan Johor hanya sebagai latar belakang saja, selanjutnya NJ menceritakan tentang kerajaan Riau dalam mengusir penjajahan Belanda. Di samping itu NJ menceritakan tentang kerajaan Selangor dan Perak.

2. Kutipan awal

Kata Shahibul Khabri, kemudian daripada itu adalah Johor oleh Jambi pada hijrah 1083 tahun. Maka Sultan Abdul Jalil Syah, Raja Muda Sulaiman di Pahang, dan Laksamana Tun Abdul Jamil dititahkan begini, maka laksamana berbuat negeri di sungai Carang disebut orang Riau. Maka laksamana beberapa puluh membangun kelengkapan. Kemudian dari itu, maka Mangkat Marhum Muda (itu) Raja Ibrahim pada hijrah 1087 tahun.

3. Kutipan akhir

Kemudian // dari itu maka duli yang dipertuan Selangor pun berangkat. Telah kembali ke Selangor dengan paduka adinda raja di Riau, maka (ctah) dititahkan paduka kakanda yang dipertuan duduk di kelang berbuat tempat itulah (ada) adanya.

ANALISIS CERPEN "PENDET" PUTU WIJAYA

ANALISIS CERPEN

UNSUR INTRINSIK

Tema : Cinta tanah air

Alur : Alur campuran.

Pada paragraf pertama ada kalimat, “Warisan budaya, tarian, bahkan masakan diklaim sebagai milik mereka..” yang membuktikan adanya alur mundur yang mengingatkan pembaca pada kejadian masa lampau. Dan pada dialog, “Berapa TKW yang sudah babak belur bahkan mati.” Itu juga mengingatkan kejadian yang telah terjadi sebelumnya.

Sedangkan kalimat, “Umpama seorang presiden dalam sebuah negara, Bapak tidak boleh cepat marah kepada negara tetangga, meskipun jelas negara itu sudah mengekspor kejahatan ke tempat kita. Karena kalau presiden marah, bisa terjadi perang.” Ini menunjukan orintasi ke depan atau hal yang akan terjadi di depan nantinya.

Demikianlah mengapa ada dua alur yang terjadi. Satu hal ada kalimat yang menceritakan kembali masa lampau dan satu hal lagi ada alur maju yang berorientasi ke depan.

Tokoh dan penokohan :

Ami : Bersifat egois dan keras kepala tidak mempedulikan lingkungan sekitar yang ternyata ada salah satu warga Negara Malaysia menjadi tetangganya, cinta tanah air, kurang bijaksana jika mengambil suatu keputusan.

Pak Amat : Bijaksana karena tidak seenaknya menyampaikan pendapatnya, sabar dalam menghadpai kelakuan Ami yang cenderung keras kepala, tidak gegabah dalam melakukan seseuatu karena perlu pemikiran.

Bu Amat : Tokoh Bu Amat juga termasuk tokoh yang mencerminkan cinta tanah air dengan terang-terangan memojokkan Malaysia dengan fakta-fakta yang telah membuatnya geram, bisa menengahi masalah tentang perdebatan antara Ami dan Pak Amat.

Latar/setting :

Tempat : Rumah Ami dan rumah teman Ami

Waktu : Latar waktu kurang jelas sejak awal dialog cerpen ini, hanya saja di pertengahan dialog dijelaskan waktu malam hari. Jadi disini yang bisa ditangkap setting malam hari saja.

Suasana : Suasana yang terjadi pada waktu itu adalah menegangkan karena terjadi perdebatan panas antara Ami dan Pak Amat yang mempersoalkan tentang Negara Malaysia yang mengklaim budaya Indonesia lalu Pak Amat dengan Bu Amat yang menyalahkan Pak Amat gara-gara Ami kabur dari rumah.

Sudut Pandang : Sudut pandang di sini memakai sudut pandang orang ketiga dengan nama orang lain yang serba tahu.

Gaya bahasa : Gaya bahasa yang digunakan santai tapi menimbulkan emosional pembaca.

Amanat : Sebagai warga Negara Indonesia sebaiknya menjaga dan melestarikan warisan budaya Indonesia, agar Negara lain tidak bisa mengklaim seenakanya budaya Indonesia.

UNSUR EKSTRINSIK

Pengarang :

Cerpen pendet ini ditulis oleh seorang sastrawan yang bernama I Gusti Ngurah Putu Wijaya atau yang akrab dipanggil Putu Wijaya lahir di Puri Anom, Tabanan, Bali, 11 April 1944 yang peduli akan kebudayaan Indonesia yang dengan seenaknya diklaim Negara Malaysia. Kenapa tari pendet yang menjadi judul dan pokok permasalahan cerpen yang beliau tulis karena Putu Wijaya dan tari pendet sama-sama berasal dari Bali. Ini merupakan wujud keprihatinan atas nasib kebudayaan Indonesia yang sudah tidak diperhatikan oleh warga Negara Indonesia yang ada.

Kondisi zaman saat penulisan cerpen “Pendet” :

Cerpen ini dibuat oleh Putu Wijaya di blog-nya pada tanggal 24 Agustus 2009. Pada saat itu memang keadaan Indonesia sedang rancu dan dilanda dilema karena ada beberapa Negara tetangga yang mencoba mengakui sebagian kebudayaan Indonesia, seperti Reog Ponorogo, Angklung, lagu Rasa Sayange, Batik, Tari Pendet dan masih banyak kebudayaan asli Indonesia lainnya. Dan hal itu memunculkan ide sang sastrawan, Putu Wijaya untuk membuat hasil karya berupa cerpen untuk mewakili sebagian isi hati warga Negara Indonesia yang mungkin dibuat geram dengan keadaan ini.

PENGERTIAN AFIKSASI

A. PENGERTIAN AFIKSASI

Afiksasi merupakan nama lain dari morfem terikat. Morfem terikat merupakan kata yang tidak dapat berdiri sendiri. Sedangkan kata yang dapat berdiri sendiri disebut sebagai morfem bebas. Morfem bebas merupakan kata dasar yang dapat berdiri sendiri. Kata dasar dapat berupa kata benda, kata sifat, kata kerja, dll. Penggabungan morfem bebas dan morfem terikat akan membentuk kata jadian. Afiksasi dalam bahasa Indonesia berfungsi sebagai salah satu pembentuk makna ataupun kelas kata. Afiks bahasa Indonesia yang bergabung dengan kosakata asing tersebut membentuk kelas kata baru. Contoh afiks yang berfungsi sebagai alat derivasi dapat dilihat pada kata patch (nomina) yang berpindah menjadi verba dengan prefiks di- menjadi di-patch. Selain afiks pembentuk verba, ditemukan pula afiks sebagai pembentuk nomina, antara lain setting-an dan copyannya.

B. CONTOH AFIKSASI JENIS PREFIK dan KONFIKS SERTA MAKNANYA

a) Prefik Meng-

1. Meng + alokasi = mengalokasi

Alokasi merupakan kata benda.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi suatu proses alokasi.

2. Meng + akumulasi = mengakumulasi

Akumulasi merupakan kata benda.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi suatu proses akumlasi.

3. Meng + analisis = menganalisis

Analisis merupakan kata benda.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi suatu proses analisa.

4. Meng + absen = mengabsen

Absen merupakan kata kerja.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi suatu proses absensi.

5. Meng + klarifikasi = mengklarifikasi

Klarifikasi merupakan kata benda.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi suatu proses.

6. Meng + kritik = mengkritik

Kritik merupakan kata benda.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi melakukan sesuatu.

7. Meng + identifikasi = mengidentifikasi

Identifikasi merupakan kata benda.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi suatu proses.

8. Meng + akomodasi = mengakomodasi

Akomodasi merupakan kata benda.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi suatu proses akomodasi.

9. Meng + akses = mengakses

Akses merupakan kata benda.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi melakukan suatu akses.

10. Meng + antisipasi = mengantisipasi

Antisipasi merupakan kata kerja.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi suatu proses antisipasi.

11. Meng + koordinasi = mengoordinasi

Koordinasi merupakan kata benda.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi suatu proses.

12. Meng + kontrol = mengontrol

Kontrol merupakan kata benda.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi melakukan sesuatu.

13. Meng + asimilasi = mengasimilasi

Asimilasi merupakan kata benda.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi suatu proses.

14. Meng + edit = mengedit

Edit merupakan kata kerja.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi suatu proses.

15. Meng + anatomi = menganatomi

Anatomi merupakan kata benda.Mendapat prefiks Meng- berubah menjadi suatu proses.

b) Konfiks meng-kan

1. Meng + informasi + kan = menginformasikan

Informasi adalah kata benda. Mendapat konfiks meng-kan berubah arti menjadi suatu proses memberikan informasi (berita atau kabar).

2. Meng + infiltrasi + kan = menginfiltrasikan

Infiltrasi adalah kata benda. Mendapat konfiks meng-kan berubah arti menjadi suatu proses infiltrasi (menyusupkan)

3. Meng + korporasi + kan = menginkorporasikan

Korporasi adalah kata benda. Mendapat konfiks meng-kan berubah arti menjadi suatu proses korporasi (menyatukan).

4. Meng + inovasi + kan = menginovasikan

Inovasi adalah kata benda. Mendapat konfiks meng-kan berubah arti menjadi suatu proses menampilkan sesuatu yang baru (memperbaharui).

5. Meng + aplikasi + kan = mengaplikasikan

Aplikasi adalah kata benda. Mendapat konfiks meng-kan berubah arti menjadi suatu proses penerapan.

ses infiltrasi (menyusupkan).

6. Meng + ornamen + kan = ornamenkan

Ornamen adalah kata benda. Mendapat konfiks meng-kan berubah arti menjadi membuat jadi untuk.

7. Meng + konfirmasi + kan = mengonfirmasikan

Konfirmasi adalah kata benda. Mendapat konfiks meng-kan, ”K” luluh dan berubah arti menjadi suatu proses penegasan atau pemberitahuan.

8. Meng + aktif + kan = mengaktifkan

Aktif adalah kata sifat. Mendapat konfiks meng-kan berubah arti menjadi membuat jadi aktif.

9.Meng + alokasi + kan = mengalokasikan

Alokasi adalah kata benda. Mendapat konfiks meng-kan berubah meng-kan berubah arti menjadi suatu proses menentukan banyaknya suatu barang di suatu tempat.

10. Meng + analogi + kan = menganalogi

Analogi adalah kata benda. Mendapat konfiks meng-kan berubah arti menjadi suatu proses membuat sesuatu yang baru.

11. Meng + apartemen + kan = mengapartemenkan

Apartemen adalah kata benda. Mendapat konfiks meng-kan berubah arti menjadi suatu proses membuat apartemen.

12.Meng + internasionalkan + kan = menginternasionalkan

Internasional adalah kata sifat. Mendapat konfiks meng-kan berubah arti menjadi suatu proses menjadikan terkenal di dunia internasional.

13. Meng + operasi + kan = mengoperasikan

Operasi adalah kata benda. Mendapat konfiks meng-kan berubah arti menjadi suatu proses pengoperasian (pembedahan).

14. Mengklasifikasikan : meng + klasifikasi + kan

Klasifikasi adalah kata benda. Mendapat konfiks meng-kan berubah arti menjadi suatu proses penyusunan.

15. Mengindustrikan : meng + industri + kan

Industri adalah kata benda. Mendapat konfiks meng-kan berubah arti membuat jadi industri.