Rss Feed

Pages

DESKRIPSI NASKAH SYAIR SUNGGING MATA KULIAH FILOLOGI

DESKRIPSI NASKAH

Deskripsi naskah yang akan diuraikan adalah (1) judul edisi, (2) judul naskah, (3) jumlah naskah, (4) bahasa atau aksara, (5) tempat penyimpanan naskah, (6) waktu penyusunan naskah, (7) penyusun atau penulis naskah, (8) penggarap edisi naskah, (9) status edisi, (10) tahun edisi, (11) tempat edisi, (12) pendekatan analisis isi, (13) keterangan singkat analisis isi, (14) simpulan.

1. JUDUL EDISI

“Syair Sungging” : Suntingan Teks dan Analisis Struktur

2. JUDUL NASKAH

“Syair Sungging” terdapat dua katalog, yaitu katalog Malay Manuscript (Howard, 1996, h. 74) dan Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat (Sutaarga dkk, 1972, h. 286)

3. JUMLAH NASKAH

Satu naskah saja, yang berjudul “Syair Sungging”

4. BAHASA ATAU AKSARA

Naskah “Syair Sungging” ditulis dengan huruf Arab Melayu atau huruf Jawi dan berbahasa melayu.

5. TEMPAT PENYIMPANAN NASKAH

Naskah “Syair Sungging" ini tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang beralamat di Jl. Salemba Raya No. 28 A, Jakarta Pusat, tepatnya di bagian pernaskahan lantai yang kelima.

6. WAKTU PENYUSUNAN NASKAH

Dalam naskah “Syair Sungging” tidak terdapat kolofon yang menyatakan kapan dan di mana penulisan teks ini dilakukan. Namun dalam kertas yang dipakai untuk menulis teks ini terdapat wetemark bergambarkan singa memgang tongkat.

Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa kertas yang dipakai untuk menulis naskah ini dibuat pada tahun 1740 (Churcill, 1965, h. 64). Dari angka tahun pembuatan kertas tersebut ditambah dengan waktu yang dipakai hingga tersebut sampai pada penulis syair, yakni dalam hal ini waktu yang dibutuhkan dalam pengiriman kertas tersebut yang dicetak di negara Eropa hingga ke negeri Asia tentulah memakan waktu pula. Oleh karena itu, berdasarkan angka tahun pembuatan kertas yang dipakai untuk menulis teks ini dan ditambah waktu pengiriman kertas bahkan mungkin juga masa beredarnya kertas di masyarakat maka dapat diperkirakan bahwa teks ”Syair Sungging” ditulis berkisar pada tahun 1800-an.

7. PENYUSUN ATAU PENULIS NASKAH

Pengarang atau penyalin naskah ini tidak tercantum secara jelas dalam keseluruhan naskah ataupun isi teks “Syair Sungging”, sehingga naskah ini bersifat anonim.

8. PENGGARAP EDISI NASKAH (PENYUNTING)

“Syair Sungging” ini disunting oleh mahasiswa Sastra Indonesia yang bernama QOMARIYAH dengan NIM C02094036.

9. STATUS EDISI

Naskah “Syair Sungging” ini disunting dalam edisi SKRIPSI.

10. TAHUN EDISI

Penyuntingan teks ini dibuat pada 20 Januari 2001.

11. TEMPAT EDISI

Fakultas Sastra Dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

12. PENDEKATAN ANALISIS ISI

Analisis struktur naratif “Syair Sungging” terdapat unsur tokoh dan penokohan, latar, tindakan dan kejadian, alur, sudut pandang, serta tema dan amanat. Dimana unsur-unsur itu saling terkait satu sama lain dalam mengemban makna yang terkandung dalam cerita ini.

13. KETERANGAN SINGKAT ANALISIS ISI

a. Tokoh dan Penokohan: terdapat dua bagian, yakni ada tokoh utama dan tokoh bawahan.

b. Latar : mencakup empat hal, yakni, latar waktu, latar suasana dan latar sosial.

c. Tindakan dan Kejadian : merupakan dua hal yang tercakup dalam suatu peristiwa.

d. Alur: merupakan alur maju.

e. Sudut Pandang : menggunakan gaya persona ketiga dengan pengarang bersifat maha tahu.

f. Tema dan Amanat : temanya adalah mengenai perjuangan hidup dan beramanat menyangkut ajaran moral.

14. SIMPULAN

1. Naskah Syair Sungging adalah naskah yang bernomor MI. 734 (dari W. 248). Naskah ini merupakan koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Naskah ini berbahasa melayu dan memakai huruf jawi. Berdasarkan inventarisasi naskah Syair Sungging ini diketahui adalah naskah tunggal dan dalam keadaan baik, utuh dan lengkap serta bisa dibaca.

2. Dalam penyuntingan teks ini ditemukan kesalahan-kesalahan penulisan. Kesalahan itu meliputi 37 kasus lacuna, 28 kasus edisi, 2 kasus ditografi, 30 kasus subtitusi, 1 kasus transposisi dan 18 kasus bacaan yang tidak terbaca.

3. Isi cerita ini ialah menceritakan tentang kisah percintaan antara Ratu Udayana, ratu di Kesumbikarta, dengan Sutra Widati, putri ratu di Kesumbirata yang penuh dengan cobaan dan rintangan. Namun, berkat kegigihan Ratu Udayana untuk mewujudkan cita-citanya bersanding dengan Sutra Widati maka mereka berdua akhirnya dapat hidup sebagai suami istri yang rukun dan bahagia dengan restu kedua orang tua mereka. Demikian juga rakyat di kedua negeri itu pun akhirnya dapat hidup berdampingan dengan aman dan sejahtera.

4. Analisis struktur terhadap teks ini menguraikan hal-hal berkenaan dengan tokoh dan penokohan, latar, tindakan dan kejadian, alur, sudut pandang, serta tema dan amanat.

1 komentar:

Kelompokkwn3@gmail.com mengatakan...

Izin bertanya kak, dalam membuat blog ini kakak mengaskes informasi secara daring atau langsung membaca skripsi terkait syair sungging di perpustakaan UNS? Mohon bantuannya, terima kasih

Posting Komentar